MANILA, - Kecewa kerana para suami memilih mengangkat senjata untuk berperang, sejumlah isteri di beberapa desa di Kepulauan Mindanao, Filipina, melakukan aksi mogok seks. Mereka menolak melayani suami sebelum mereka berhenti berperang.
Tindakan itu ternyata berhasil menghentikan aksi kekerasan semasa pada bulan July di desa-desa itu. Hal itu tersebar apabila tersiar dalam laporan UN High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang keluarkan di pekan itui, CNN melaporkan, Isnin (19/9/2011).
Pemberontakan di Mindanao terjadi sejak tahun 1970-an. Akibatnya banyak keluarga terpaksa berpindah. Mereka kini berusaha membangun kehidupan kembali dengan bantuan UNHCR dan lembaga bantuan lainnya.
Kemudian timbul idea mogok berhubungan seks dengan suami masing-masing demi menciptakan perdamaian agar mereka boleh membangun desa mereka kembali.
Idea itu timbul ketika para perempuan itu bergabung dengan koperasi menjahit yang ditaja UNHCR. Banyak dari mereka yang kesal karena tidak boleh mengirim hasil mereka karena kekerasan yang terus terjadi antara dua desa.
Juru cakap UNHCR untuk Asia, Kitty McKinsey, mengatakan, dia menyaksikan sendiri perempuan-perempuan diam-diam melakukan aksi yang membuahkan hasil itu.
Dalam beberapa mingguv sejak aksi itu dilakukan, jalan utama desa dibuka kembali dan pertempuran antar desa berhenti. Kaum perempuan yang bergabung dalam koperasi itu berhasil mengirim hasil kerjatangan mereka dan menggerakkan roda ekonomi desa.
"Kaum perempuan menginginkan suami mereka berhenti bertempur. Dengan menggunakan 'tipu daya' feminin, mereka berhasil mendesakkan keinginan," kata McKinsey.
Aksi mogok seks semacam ini bukan hal baru. Drama Yunani Kuno Lysistrata mengisahkan kaum perem;puan yang melakukan aksi mogok seks untuk mengakhiri perang antara Athena dan Sparta.
Pada 2006, aksi serupa dilakukan kaum perempuan di Pereira, kota di Colombia yang terkenal kerana aktiviti pengedaran dadah dan kekerasan. Pelakunya adalah teman lelaki dan isteri anggota geng yang berusaha membuat suami atau teman lelaki mereka meletakkan senjata dan mengubah gaya hidup.
Aksi mogok seks itu menjadi salah satu cara warga Mindanao untuk mengubah kehidupan. "Saya tersentuh melihat mereka tidak hanya mau menerima pemberian orang. Mereka bersemangat untuk menolong diri sendiri," kata McKinsey.
P/S :Si suami mesti susah hati..tembak musuh pun aku rasa tak kena sebab depan mata asyik terbayangkan yang 'lain'je.Hilang tumpuan....
salam..
ermm..maca-macam
last sapa yang rugi
diri sendiri...
p/s: ada rakan blogger yang singgah diblog aku komen mereka bila masuk blog ko macam ada spam..dan mereka tak boleh nak komen..aku rasa ada dalam widget online ko yang GLOBE tu..cer ko try buang...sekadar membantu :)